KRITIKPOST.ID, HALUT — Pengurus Komisariat Teologi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tobelo, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teologi Universitas Halmahera (Uniera), gelar dialog publik peringati Hari Reformasi Gereja ke-508 tahun, pada Jumat (31/10/2025).
Agenda dialog publik itu menghadirkan narasumber Pdt. Prof. Dr. Julianus Mojau, M.Th selaku Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah Maluku Utara (PGIW Malut), dan Pdt. Sefnat A. Hontong, M.Th selaku Wakil Ketua I Badan Pekerja Harian Sinode Gereja Masehi Injili di Halmahera (BPHS GMIH), yang juga senior GMKI.
Dengan bertajuk "Dari Luther Ke Halmahera: Spirit Reformasi Dalam Konteks Gereja Lokal", dialog publik itu berlangsung secara offline di ruang Auditorium Uniera, maupun secara online via Zoom Meeting, dan diikuti oleh puluhan peserta dari kalangan mahasiswa, Pendeta, serta para kader GMKI.
Dekan Fakultas Teologi Uniera, Pdt. Imelda Kahiking, M.Th dalam sambutannya pada pembukaan agenda dialog publik itu menyambut baik serta memberi apresiasi bagi Pengurus Komisariat Teologi GMKI Cabang Tobelo dan BEM Fakultas Teologi Uniera yang sudah menginisiasi agenda tersebut.
Tak lupa, ia juga turut menyampaikan rasa terima kasihnya bagi kedua narasumber, yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk bersedia berbagi ilmu dengan para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswanya, dalam agenda dialog publik tersebut.
Terpisah, Ketua BEM Fakultas Teologi Uniera, Jhek Saubani kepada wartawan menjelaskan bahwa kegiatan dialog publik tersebut bertujuan untuk menambah wawasan, sekaligus kilas balik sejarah Reformasi Gereja.
"Dialog publik ini dilaksanakan tentu saja untuk merespon peringatan Hari Reformasi Gereja ke-508, sekaligus sebagai ruang timbah pengetahuan mengenai sejarah dan pemikiran tokoh Reformasi Gereja, serta perkembangan dan relevansinya saat ini," tuturnya.
Senada dengan itu, pada kesempatan yang sama, Ketua Komisariat Teologi GMKI Cabang Tobelo, Jovi Kobu kepada wartawan juga menyampaikan bahwa agenda publik tersebut tidak sengaja dibuat untuk kepentingan organisasi, melainkan sebagai ruang edukasi untuk menambah pengetahuan bersama seputar Reformasi Gereja dan perkembangannya sekarang ini.
"Selaku kader GMKI, yang juga pemuda Gereja, kita semua perlu punya wawasan yang memadai soal perkembangan Gereja. Saya berharap kita semua tetap sehat dan semangat, dan untuk kedepannya kegiatan seperti ini akan terus kita laksanakan, sebagai ruang gumul bersama untuk teologi dan eklesiologi Gereja ditengah tantangan perubahan zaman," ucapnya. (WN/Red).
