![]() |
| Foto: Istimewa. |
KRITIKPOST.ID, HALUT — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik kelompok 3 Universitas Halmahera (Uniera), laksanakan kegiatan pembinaan pemuda dan workshop petani kopra, pada Jumat (5/12/2025).
Kegiatan tersebut menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Ketua Bidang Pemuda GMIH Pdt. Melky Molle, S.Th.,M.Pd, dan Akademisi Uniera Jeane Cicilia Syamsia, S.E.,M.M.
Di kesempatan itu, Pdt. Melky Molle diundang menyampaikan materi bertopik "Membangun Budaya Damai dan Solidaritas Pemuda Kristen", dalam rangka pembinaan pemuda.
Sedangkan, Jeane Syamsia diundang sebagai fasilitator dalam pelaksanaan workshop dengan topik "Manajemen Arang dan Briket dari Batok Kelapa".
Pembinaan Pemuda
Dalam pembinaan tersebut, Pdt. Melky Molle menjelaskan bahwa ada pergeseran nilai-nilai kebudayaan yang cukup signifikan dikalangan pemuda akibat pengaruh perkembangan zaman.
"Pemuda umumnya, termasuk di Kao Barat, semua saat ini berada dalam pusaran perubahan budaya akibat teknologi, globalisasi, dan industrialisasi," tuturnya.
Menghadapi tantangan perubahan budaya tersebut, ia menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah desa, para orang tua serta anak muda untuk membangun budaya damai dan memperkuat solidaritas.
"Semua elemen dalam masyarakat harus sepakat dan sepaham untuk merekonstruksi budaya damai menjadi bagian dari pembaruan nilai sosial masyarakat," ucapnya.
Karena dengan begitu, "Tantangan pergeseran budaya dapat segera teratasi, dengan cara memadukan kearifan lokal dan nilai-nilai kekristenan," ujar Ketua Bidang Pemuda GMIH.
Workshop
Terpisah, Jeane Syamsia dalam workshop tersebut menyampaikan bahwa desa Soamaetek memiliki potensi sumber daya kelapa yang besar untuk menggerakan ekonomi lokal.
Karena itu, lewat materi manajemen briket arang tempurung tersebut, ia ingin mendorong agar masyarakat mau bertransisi dari penjual kopra menjadi pencipta produk benilai tinggi.
"Masyarakat harus komitmen tidak hanya menjual komoditas mentah, tetapi juga menciptakan produk bernilai tambah yang tinggi, seperti briket arang tempurung dan serabut kelapa," tuturnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan terkait dengan cara pendistribusian hasil olahan briket arang tempurung tersebut, agar lebih efektif dan menguntungkan bagi masyarakat.
Hal itu pun langsung mendapat respon positif dari pemerintah desa Soamaetek dan masyarakat, dengan harapan adanya peluang kerja sama yang berlangsung kedepannya.
Untuk diketahui, kegiatan pembinaan pemuda dan workshop petani kopra itu berlangsung di Balai Adat desa Soamaetek, kecamatan Kao Barat, kabupaten Halmahera Utara. (Red).
