KRITIKPOST.ID, JAKARTA - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organiszation (UNESCO), memberikan peringatan keras untuk Danau Toba, karena pengelolaan kawasan ini dianggap masih kurang sehingga status Global Geopark yang disandangnya terancam dicabut.
Dilansir dari laman unesco.org, resmi diumumkan bahwa status Global Geopark UNESCO harus divalidasi ulang secara menyeluruh setiap empat tahun, untuk memastikan kualitas kawasan tersebut.
Berdasarkan validasi ulang yang dilakukan, total ada 34 destinasi yang diberi kartu kuning dan kartu hijau oleh UNESCO. Dari jumlah tersebut, sebanyak 29 destinasi memperoleh kartu hijau, sementara 5 lainnya mendapatkan kartu kuning.
Kelima destinasi yang diberi kartu kuning itu, salah satunya merupakan Danau Toba asal Indonesia. Danau Toba diberi kartu kuning karena minimnya aksi yang dilakukan pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TCUGGp) Provinsi Sumatera Utara di kawasan ini.
Selain itu, pengelola TCUGGp juga diminta untuk memenuhi standar yang diberikan UNESCO dalam waktu dua tahun setelah kartu kuning diberikan. Bila tak tercapai, UNESCO akan memberikan kartu merah yang artinya status Global Geopark Danau Toba dicabut.
Menanggapi hal itu, Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) Masa Bakti 2022-2024, Cesardo Siringoringo, kepada awak media Kritikpost.id (17/9/2023), menyampaikan bahwa peringatan UNESCO itu merupakan teguran keras, dan juga sebagai bentuk kegagalan Menteri Pariwisata Wisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, dalam mengelola Kawasan Wisata Danau Toba yang merupakan aset geologis Internasional.
"Kenapa bisa UNESCO memberikan Kartu kuning? Dua tahun kedepan bukan waktu singkat untuk memperbaikinya. Ini merupakan tamparan keras bagi kita semua, dan harapannya agar Geopark Kaldera Danau Toba yang sangat luar biasa ini bisa kita jaga, sehingga bisa memiliki status UNESCO Global Geopark," ujar dia.
Selanjutnya, Cesardo yang juga merupakan putra asli Danau Toba, tepatnya Kabupaten Samosir, meminta kepada seluruh pihak-pihak terkait untuk segera bergerak memperbaiki situasi tersebut, khususnya untuk Menparekraf. Jangan sampai, langkah-langkah perbaikan ini terlambat dilakukan.
Selanjutnya, Cesardo yang juga merupakan putra asli Danau Toba, tepatnya Kabupaten Samosir, meminta kepada seluruh pihak-pihak terkait untuk segera bergerak memperbaiki situasi tersebut, khususnya untuk Menparekraf. Jangan sampai, langkah-langkah perbaikan ini terlambat dilakukan.
"Jangan jadikan Danau Toba sebagai ajang wisata politik, mengingat Mas Sandiaga Uno merupakan Bakal Calon Wakil Presiden dari PPP. Cukuplah! Tanah kami bukan untuk kepentingan Mas. Segera lakukan langkah-langkah perbaikan dan kita pastikan terpenuhi, agar kita bisa mampu untuk memberikan kesejahteraan dan keberlanjutan lingkungan kepada UNESCO Geopark Danau Toba," tuturnya. (Wil/Red).