![]() |
Oleh : Dr. Kasman Hi. Ahmad, M.PdK
Ketua ICMI Orwil Maluku Utara.
Kehidupan modern yang didominasi materialisme dan hedonisme sering kali menyisihkan ruang spiritual, keheningan batin, dan kejernihan pikiran manusia. Nilai-nilai substansial agama, yang menjadi energi dan daya hidup jiwa manusia, justru dicampakkan dan dianggap sebagai sesuatu yang asing, usang, mengganggu bahkan membahayakan.
Kebahagiaan, misalnya, tak lagi di ukur dari seberapa besar kesyukuran, keikhlasan, ketakwaan pada Tuhan, dan kepedulian pada sesama, melainkan dari seberapa besar materi dunia yang diperoleh atau ditargetkan. Meminjam istilah Sayed Hussein Nasr, "manusia mengalami nestapa dalam kehidupan modern", dan terasing dari dirinya sendiri.
Ujungnya manusia mengalami kejatuhan dari makhluk spiritual ke makhluk material. Al-Qur'an menggambarkan manusia sebagai makhluk paling mulia "ahsanu takwim", namun bisa jadi makhkuk yang paling hina "asfalasaafiliin", (At-Tin: 4-5). Tergantung bagaimana upaya manusia menyempurnakan ikhtiar dan dan tawakkal melalui instrumen spiritual yang tersedia secara sempurna.
Semua ibadah di dalam Islam, termasuk ibadah puasa, menjadi sarana pendakian spiritual paling efektif untuk menyelamatkan manusia dari kejatuhannya. Puasa hadir menawarkan pilihan pemuliaan rohani manusia atas dominasi material dan fisikal. Ya puasa mengajak kita untuk memuliakan diri melalui riyadha jiwa, rohani selama sebulan. Dimana selama 11 bulan sebelumnya manusia cenderung memuliakan materi, jasmani.
Puasa juga menjadi ruang tumbuhnya kepekaan sosial dengan berbagi antar sesama. Tentu puasa seperti ini adalah puasa yang di dasari atas komitmen keimanan yang kokoh dan keikhlasan yang tulus, untuk meraih kemuliaan diri dengan takwa kepada Allah SWT. Pendekatan spiritual puasa tak sedikit pun membuat orang silau terhadap kehidupan maju dan modern.
Justru mendorong ummat tuk jadi manusia paripurna. Maju secara intelektual dan beradab di tengah gempuran modernitas. Moga kita semua disehatkan dan dipanjangkan umur dengan iman dan keikhlasan agar puasa kita kali ini lebih baik dari puasa-puasa sebelumnya. Aamiin Ya Mujiibassa'iliin. ("").
MARHABAN YA RAMADHAN 1444 H/2023 M.