Catatan : Akhir Piala Dunia dan Akhir Tahun

Editor: KritikPost.id
Oleh : Sefnat Tagaku


Mengamati Perjalanan Piala Dunia di Qatar

Mengawali catatan ini, saya ingin mengutip kata bijak dari seorang filsuf ternama dari Tiongkok, Konfusius (551 SM - 479 SM), pernah mengatakan bahwa "Manusia yang unggul membuat kesulitan yang harus ia selesaikan sebagai prioritas utama, kesuksesan datang setelahnya". 

Kalimat ini menggambarkan, bahwa jika ada seseorang yang mampu bertahan dan menyelesaikan tantangan kehidupan, maka hadiahnya adalah kesuksesan. Kita baru saja mengakhiri Evoria Piala Dunia yang digelar di Qatar, setelah berjalan kurang lebih sebulan lamanya. 

Ada yang sedih, karena ada Tim yang menjadi vans mereka tidak masuk dalam daftar piala dunia di Qatar, semisalnya; Italia, Chile dan beberapa Timnas lainnya. Ada juga yang sedih, karena tim mereka ternyata tidak lolos babak selanjutnya, setelah beberapa kali tampil di fase grub, bahkan yang lolos dari fase grub namun tidak melaju ke laga final.

Sementara itu, para vans Argentina harus bersorak-sorai merayakan kemenangan mereka, setelah mengalahkan France pada laga final melalui adu finalti. Tim Nasional Argentina, sebelumnya mengalami kejatuhan yang membuat mereka dibully, setelah kalah dari Arab Saudi pada gelar fase grub perebutan Piala Dunia (Pildun) di Qatar 2022.  

Tantangan mereka (Timnas Argentina), harus menang untuk dua kali pertandingan pada fase grub untuk mendapatkan enam point, dan mereka mampu membuat itu. Kemenangan memang hanya berlaku kepada mereka yang mampu merubah tantangan menjadi harapan, serta dengan upaya-upaya keras dan kerja sama tim yang baik. 

Lionel Messi sang kapten Argentina, memang sebelumnya sudah bertekad untuk menjadi juara dan membawah piala dunia pada sisa karirnya di dunia sepakbola, guna melengkapi atau menyempurnakan prestasinya. Akhirnya, mimpi itu terwujud yang didasari pada kerja kerasnya bahkan kekompakan yang dilakukan oleh para pemain Timnas Argentina.

Selain itu, Timnas France mampu menunjukan kepada dunia bahwa mereka adalah petarung dalam dunia sepakbola. Semangat yang tidak habis saat mengalami kekalahan 2:0, pada 45 menit sebelumnya, dan mereka mampu menyamakan kedudukan dengan score 2:2, pada waktu normal 2X45 Menit. 

Tidak sebatas itu, pada extra time Argentina kembali memboboli gawang lawang sehingga score berubah menjadi 3:2. Namun France kembali menyamakan kedudukan score sehingga menjadi 3:3 hingga waktu extra time habis. Pada adu finalti, Argentina memenangkan pertandingan tersebut.

Dua kali masuk dalam laga final pada perebutan Pildun, adalah sebuah gambaran keberhasilan. Pertama, mereka menjadi juara dunia dan kali ini di Qatar mereka juara dua. Meski demikian, dengan proses yang dilalui serta hasil yang dicapai oleh Timnas France, sejatinya mereka membanggakan para vans. 

Memang, yang namanya dengan pertandingan akan melahirkan kalah dan menang. Yang terpenting dari sebuah pertandingan adalah dengan bertanding secara sehat dan benar. Menariknya, sepanjang Piala Dunia di gelar di Qatar, ada sejumlah orang bahkan kelompok yang cenderung menyalahkan pemimpin pertandingan (wasit dan hakim garis). 

Ada yang mengatakan kalau wasit berpihak kepada sebuah tim dan berlaku curang kepada tim yang lain. Lebihnya lagi, proses Piala Dunia tersebut dinilai sudah di skenariokan oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA). Karena itu, jika Argentina memenangkan permainan di Qatar, maka asumsinya karena ada campur tangan FIFA.


Bagaimana dengan Hidup?

Kehidupan pun kurang lebih demikian. Setidaknya, sebuah pertandingan sepakbola dapat digambarkan pada sebuah perjalanan kehidupan manusia. Kehidupan memang tidak mudah. Ada kejatuhan, juga ada kejayaan. Ada dukacita, juga ada sukacita. Ada sesuatu yang ditanam, sewaktu akan dipanen apa yang ditanam. 

Pun jika sesuatu dimulai dengan usaha dan kerja keras, maka akan kesuksesan itu segera datang. Sebagaimana Argentina. Hal ini, menurut Kitab Pengkhotbah semuanya adalah tentang waktu. Jika demikian, maka saya sebagai vans Timnas Netherland sangat yakin bahwa kelak Netherland akan menjadi juaranya.

Dalam memulai perjalanan hidup di tahun 2022, tentu ada segudang jutaan kisah yang mungkin mudah terlupakan, ataupun akan tersimpan rapi dibenak. Kegagalan, kesuksesan, menjadi hiasan-hiasan kehidupan. Bahkan, mungkin hingga di penghujung tahun ini, ada mimpi, rencana dan sejenis itu belum juga tercapai. 

Lalu ada iri hati, dengki dan kejahatan lainnya mulai lahir dari pikiran manusia, bahwa seolah semua yang berjalan adalah sebuah proses yang tidak adil. Pada bagian ini, Tuhan menjadi sasaran dari manusia, bahwa Tuhan lah yang berlaku tidak adil. Apakah benar, semua yang terjadi telah diskenariokan oleh Tuhan, ibarat sebuah film Dia adalah sutradaranya?

Menyalahkan Tuhan adalah sesuatu yang tidak lagi asing, bagi kita yang berada dalam situasi terburuk, semisalnya kehilangan orang-orang tersayang. Akan tetapi kehidupan terus berlanjut, sebagaimana Pertandingan piala dunia tetap berjalan hingga penentuan siapa juaranya. Pada akhirnya, kita akan menyadari bahwa Tuhan itu maha adil.

Karena itu, dalam mengakhiri tahun 2022 dan memasuki di tahun yang baru 2023, kita mesti banyak berbenah dan berefleksi akan hari-hari hidup yang telah dilalui sebelumnya. Agar dapat menjadi bekal dalam menempuh tahun baru yang masih begitu misterius.

Tentang akan seperti apa kita di tahun yang baru, sangat tergantung pada apa yang akan kita lakukan. Yang terpenting, harus kita ketahui bahwa Tuhan akan terus menyertai perjalanan kehidupan kita, meski kepada kita dihadapkan dengan banyak tantangan. 

Mengakhiri catatan ini, saya mengutip salah satu kata bijak yang berkata demikian, "Mungkin hari ini kau patah, gagal, dan ingin menyerah. Percayalah, selalu ada cara untuk memulai dan membangun yang lebih baik." ("").



Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.