Jaga Nilai GMKI

Editor: KritikPost.id

 

Foto : DR. Johanes Leimena (Pendiri GMKI).

Oleh : Melky Molle 
Senior GMKI

Tiga Medan gumul GMKI adalah perwujudan dari saripati visi dan misi GMKI. Karena itu, setiap kader dituntut matang secara spritual, pengetahuan dan sosial kemasyarakatan (empati sosial). Penguatan kapasitas kader dari tiga Medan gumul haruslah menjadi potensi atau kemampuan yang dimiliki kader GMKI yang didalamnya menjadi profile kader GMKI. 

Saya yakin GMKI itu sekolah latihan mempersiapkan kader (mahasiswa Kristen) di 3 Medan layan, yakni Gereja, perguruan tinggi dan masyarakat, sebagai remasan semua problematika atau tantangan bangsa Indonesia. Untuk menjawab tantangan gereja perguruan tinggi dan masyarakat, maka kita perlu latihan. 

Kalau masih kita ingat, PA ( penelaahan Alkitab) bertujuan membangun pemahaman teks dan konteks sesuai permasalahan yang kita hadapi baik internal dan eksternal dll. Juga ibadah harus dilakukan sebagai ketahanan persekutuan kader. Dengan Saling memberi masukan dari segala aspek bessik keilmuan, tak lupa dari semua itu adalah diskusi (diskursus) baik ditingkat cabang, komesariat, atau kelompok-kelompok sel sesuai minat anggota dan para simpatisan. 

Diskusi melatih kita supaya kita berpikir sistematis ilmiah, dan komprehensif dalam mengutarakan konsep, menyatakan pendapat, atau argumen, yang om Alex Murakahu (almarhum ) sampaikan dalam satu pertemuan PDSPK di Salatiga waktu saya ambil Latihan PDSPK Level 2, yaitu Logico, Hipotetico, verifikatif- 3 struktur berpikir ilmiah manusia. Dari sini kita belajar, bahwa GMKI itu sumber hikmat dan pengetahuan, mutiara samudara raya. 

Mendapatkan mutiaranya , kader dituntut hanya melakukan hal-hal kecil. (PA, Diskusi, Ibadah). Tapi hal-hal kecil itu, berdampak baik bagi kesehatan karakter kader Kristen jika dijalani dengan rendah hati, bersahabat dan dengan setia. Saya yakin anda pasti menemukan mutiara itu jika setia menjalani latihan pembudayaan GMKI. Karena itu ketika saya berada pada posisi Sekcab Tobelo 2007-2008, Mantan Ketum Jhony Rahmat (almarhum) sampaikan refleksinya ketika berproses di GMKI. Adik, setia saja, kita di BPC itu ibarat Penatua. 

Jika hari ini kita sibuk melayani masyarakat atas nama kepala Gerakan, maka suatu saat kepala Gerakan juga akan sibuk memberikan pekerjaan kepada kita. 

Beliaupun menutup percakapan itu dengan menyatakan bahwa yang namanya Kader itu " harus mampu melakukan hal-hal yang kecil dan mampu melakukan hal-hal yang besar". Itulah kader. 

Pengalaman ini saya bagikan untuk teman-teman segerakan, bahwa silakan berdinamika , tapi jangan lupa nilai GMKI. UOUS, Shalom!! ("")

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.