Mengimajinasikan Yesus, Mengkritik Perusahan"

Editor: Kritikpost.id

Gambar: Gemini AI

Oleh Afroliks Falajawa, S.Th

Mari kita mulai dengan mengimajinasikan Yesus hidup di era sekarang. Berimajinasi bahwa 2000 tahun lalu adalah sekarang, dimana Yesus baru memulai memberitakan "kerajaan sorga".

Pertama kali Yesus memberitakan kerajaan sorga ketika Ia tampil di Galilea. Bayangkan bila ungkapan itu Ia ucapkan sekarang, makna seperti apa yang akan kita temukan dari kalimat itu? Cukup masuk akalkah kalau Ia sedang menyinggung perusahan_ pertambangan? Bagaimana sikap-sikap yang akan Dia tampilkan sebagai kritik di era sekarang?

Sebelum lebih jauh, saya ingin memberi catatan bahwa tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengabaikan misi penyelamatan Allah melalui Yesus. Tetapi fokus tulisan ini; berusaha untuk menampilkan makna kerajaan sorga yang bisa kita temukan dalam sejarah pelayanan Yesus dengan melihat bagaimana sikap-sikap Yesus, keberpihakan-Nya kepada yang tertindas demi dan untuk mengkontekskannya diera sekarang. Suatu metode yang lazim digunakan_ berteologi kontekstual.

Didepan kita, begitu banyak perusahan (pertambangan), yang dipakai negara_ digalakan pemerintah untuk kesejahteraan. Tujuan yang seolah-olah mulia. Dan rakyat dipaksa percaya dengan tujuan-tujuan itu.

Bumi dan segala isinya dikelola sedemikan rupa dengan iming-iming kemajuan. Tanah "digaruk", pohon-pohon ditumbangkan, hutan menjadi gundul. Semua makhluk hidup terpaksa pergi mengungsi. Hak-hak mereka terabaikan.

Semua ciptaan dianggap hanya pelengkap hidup. Hutan dengan semua penghuninya bukanlah suatu subjek yang harus dipedulikan keberadaan mereka. Hanya suatu objek. Seolah-olah pohon tidak punya hak untuk tetap tumbuh, daun tidak punya hak untuk tetap hijau, tanah tidak punya hak untuk tetap rata, air tidak punya hak untuk tetap jernih, binatang-binatang yang bersayap dan yang tidak bersayap tidak punya hak untuk punya rumah tempat dimana ia tinggal. Semua ini adalah hal-hal yang tidak penting dan omong kosong.

Padahal sejak masa penciptaan; bumi dan segala isinya adalah satu paket kehidupan. Manusia diciptakan agar memelihara semua penghuni taman kehidupan itu. Bukan semata-mata merusaki mereka apalagi memusnahkan mereka. Semua yang ada dalam taman itu harus dijaga dan dirawat dengan baik. Karena mereka dibekali oleh Allah dengan hak hidup yang sama dengan manusia.

Pohon berhak untuk tetap tumbuh, dan daunnya berhak untuk tetap hijau, tanah berhak untuk tetap rata, tidak bole digali sesuka hati, air berhak untuk tetap jernih dan semua makhluk termasuk manusia secara merata berhak menikmati taman itu. Bukan hanya manusia.

Dahulu, mereka yang miskin, tertindas, dan terpinggirkan adalah para gembala, para budak dan perempuan.

Sekarang ini; pohon, tanah, air, binatang yang terbang dan yang tidak_ mereka adalah orang-orang yang miskin, tertindas dan terpinggirkan. Mereka harus diperhatikan, karena mereka kaum marginal. Kita harus memperlakukan mereka secara khusus. Bila kita mengabaikan mereka, membiarkan mereka punah, maka satu paket kehidupan akan ikut musnah. 

Seperti itulah yang diterangkan ilmu ekologi. Hubungan antar semua ciptaan itu kausalitas, sekaligus ketergantungan. Kausalitas dan ketergantungan itu, secara ekstrem bahkab diterangkan dalam homeostatis; satu sendok pasir yang dibuang kelaut Halmahera Utara dapat meningkatkan gelombang di Halmahera Timur.

Yesus berpihak pada mereka yang miskin, tertindas dan terpinggirkan, mencintai mereka, dan akan berkorban demi pohon, tanah, air dan binatang yang bersayap dan yang tidak. Seperti itulah yang akan dilakukan Yesus bila Ia hidup diera sekarang ini. Dia akan menunjukan pengorbanan-Nya sebagai wujud dari keberpihakkan dan cinta-Nya. Apalagi ini adalah masalah urgen; menyangkut ciptaan yang marginal.

Dia pasti akan mengingatkan kita semua dengan semua kritik-kritik keras untuk tidak bole terlena dengan kemuliaan yang fana, sebagaimana Ia mengkritik para ahli-ahli taurat, para imam, dan orang-orang farisi. Yang demi jabatan dan uang, mereka menghalalkan segala cara kendati mereka menyiksa dan memusnahkan mereka miskin, tertindas dan terpinggirkan. Dia memberi tahu kita semua agar bertobat dan harus fokus pada kerajaan-Nya. 

Hal ini perlu kita sadari sebagai manusia yang percaya dan yang menganggap diri berakal. Semua ciptaan adalah satu paket kehidupan. Manusia tidak bisa hidup tanpa ditopang dengan ciptaan yang lainnya. Maka yang harus kita lakukan menjaga dan merawatnya_ melawan orang-orang yang merusak ciptaan-Nya. Yakni perusahan_ pertambangan yang mengabaikan prinsip-prinsip lingkungan.

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.