![]() |
Foto: Elisabeth Bernadete (Direktur RSP Bisui) |
Ia menegaskan bahwa kasur tempat tidur pasien (boslak) yang baru bukan diperuntukkan bagi petugas, melainkan khusus untuk pasien rawat inap.
Pernyataan ini disampaikan setelah beredarnya informasi di media yang menampilkan foto petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) tidur di atas tikar tipis dan kardus, serta menyiratkan bahwa pihak manajemen rumah sakit mengabaikan kebutuhan dasar tenaga medis saat bertugas malam.
Menurut Elisabeth, persoalan bermula dari penggunaan tiga unit boslak kasur pasien baru oleh sejumlah staf tanpa sepengetahuan manajemen. Dua unit diambil dari IGD dan satu lagi dari ruang rawat inap.
“Kasur-kasur tersebut merupakan inventaris khusus pasien dan belum difungsikan karena kondisi bangunan ruang rawat inap yang belum layak digunakan. Plafon masih bocor, lantai tidak rata, dan kamar mandi belum memenuhi standar.
Jika digunakan tanpa prosedur, ini bisa menjadi temuan BPK,” jelasnya saat ditemui Kritikpost.id, Jumat, 25 Juli 2025.
Ia menyatakan bahwa pihak manajemen telah menyediakan tiga unit boslak lama yang masih layak pakai untuk petugas jaga.
![]() |
Foto: Kasur Tidur Bekas Yang di Siapkan Pihak RSP Bisui Kepala Tenaga Medis |
“Saat kami minta boslak baru dikembalikan, justru muncul tindakan tidak profesional. Mereka mengirim informasi dan foto seolah-olah tidak diberi tempat tidur. Padahal, boslak lama sudah kami siapkan,” ungkapnya.
Elisabeth membantah tuduhan arogansi dan menyebutkan bahwa kemarahannya muncul karena staf mengambil aset rumah sakit tanpa izin dan melanggar prosedur.
“Saya menegur karena kasur itu milik pasien. Kalau digunakan tanpa pencatatan atau alasan medis yang sah, ini bisa berdampak pada akuntabilitas rumah sakit,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa hingga saat ini, operasional RSP Bisui masih berada di bawah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan Halmahera Selatan.
Dalam anggaran rutin, tidak tersedia alokasi untuk pengadaan tempat tidur bagi petugas.
“Kita harus bijak dalam memanfaatkan fasilitas yang ada. Kami dari RSP Bisui sudah berupaya maksimal mengusulkan semua kebutuhan melalui Dinas Kesehatan.
Namun, selama belum diakomodir, kami terbatas dalam bertindak,” pungkasnya.(RD/Red)