Puluhan Tahun Tidak Diperhatikan, Warga Bacan Timur Tengah Tantang Sherly Tjoanda

Editor: BIRO HALSEL

Foto: Warga Saat Mengeluarkan Dump Truck Dari Sungai Bibinoi 

KRITIKPOST.ID, HALSEL — Puluhan tahun menanti tanpa kepastian, warga Kecamatan Bacan Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, meluapkan kekecewaan terhadap pemerintah daerah yang dinilai abai terhadap pembangunan infrastruktur dasar.

Minimnya akses jalan dan jembatan penghubung membuat warga mempertaruhkan keselamatan setiap hari.

Wilayah ini, mencakup desa-desa seperti Wayatim, Tomara, Tutupa, Tabapoma, hingga Bibinoi. Mereka terpaksa bergantung pada jalur darat yang melintasi lima sungai besar seperti sungai Bibinoi, Raim, Mou, Balipota, dan Tomara. Yang hingga kini, belum memiliki jembatan permanen. 

Kondisi ini diperparah saat musim hujan, ketika aliran sungai meluap dan membuat warga terisolasi.

“Kami sudah bosan dengan janji-janji. Setiap hari kami bertaruh nyawa menyebrangi sungai. Saat banjir, kami terisolasi total,” ujar salah satu warga kepada Kritikpost.id, Sabtu (7/6).

Ironisnya, Desa Bibinoi dikenal sebagai kampung asal sejumlah tokoh penting, termasuk mantan Gubernur, Bupati, hingga anggota legislatif di berbagai tingkatan. Namun, realisasi pembangunan infrastruktur yang layak masih belum kunjung datang.

Foto: Warga Saat Mendorong Kendaraan Terjebak Banjir 
Keluhan warga telah disuarakan dalam berbagai kesempatan, terutama menjelang pemilu dan pilkada. Namun, menurut warga, aspirasi tersebut hanya menjadi bahan kampanye tanpa tindak lanjut konkret.

Kekecewaan masyarakat memuncak karena Bupati Halmahera Selatan saat ini merupakan putra daerah Bacan Timur Tengah. Namun, hingga kini, tidak ada upaya signifikan yang dirasakan masyarakat terkait pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar tersebut.

Kini, perhatian warga tertuju pada Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, yang sebelumnya menyampaikan pernyataan melalui media sosial bahwa laporan kerusakan disertai dokumentasi akan segera ditindaklanjuti.


Pernyataan itu membangkitkan harapan baru, namun warga menyatakan bahwa mereka tidak ingin sekadar menjadi bahan konten atau retorika kampanye.


“Kami tidak ingin sekadar jadi konten atau bahan kampanye. Kami ingin solusi nyata. Ini soal keselamatan hidup kami sehari-hari,” tegas warga lainnya.


Lima sungai yang belum memiliki jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses vital warga menuju ibu kota kabupaten, serta jalur utama untuk menjual hasil pertanian, mengakses layanan kesehatan, dan menunjang aktivitas ekonomi lainnya.


Beberapa dokumentasi mengenai kondisi sungai dan jalan rusak telah diunggah oleh warga ke media sosial, namun sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari pemerintah daerah maupun provinsi.


Warga menegaskan bahwa pembangunan jembatan bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan soal hak dasar untuk hidup aman dan layak, serta akses terhadap pendidikan dan perekonomian.


Masyarakat Bacan Timur Tengah kini menantang Sherly Tjoanda untuk membuktikan komitmennya sebagai Gubernur Maluku Utara dalam menyelesaikan persoalan kronis yang selama puluhan tahun tak kunjung diatasi. (RD/Red)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.