Merekam Sejarah, Mengungkap Fakta: Peran Jurnalis di Perayaan HUT Halsel ke-22

Editor: BIRO HALSEL

Foto: Idham Hasan Jurnalis
Oleh : Idham Hasan 

Dua puluh dua tahun bukan waktu yang singkat bagi sebuah daerah otonom untuk menapaki jalan sejarahnya sendiri. 

Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), yang resmi berdiri pada 9 Juni 2003, kini berada pada usia yang cukup matang untuk merefleksikan capaian, menilai kembali tantangan, dan menatap masa depan dengan lebih terarah. 


Di tengah berbagai perayaan dan seremoni yang menyertai HUT ke-22 ini, terdapat satu peran yang kerap luput dari sorotan: peran jurnalis dalam merekam sejarah dan mengungkap fakta.


Sebagai jurnalis yang telah mengamati geliat pembangunan Halsel sejak awal pemekarannya, saya memandang ulang tahun ini bukan sekadar momentum seremonial, melainkan juga cermin evaluatif terhadap perjalanan demokrasi dan pembangunan daerah. 


Jurnalisme, dalam konteks ini, bukan hanya alat informasi, melainkan instrumen pengawasan dan pencatat sejarah sosial yang tidak boleh diabaikan.


Halmahera Selatan memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Ratusan pulau yang membentang dari pesisir Bacan, Makian, Kayoa, Obi hingga perairan Gane menyimpan potensi perikanan, wisata, dan budaya lokal yang belum sepenuhnya tergarap maksimal. 


Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan masih menjadi masalah nyata, khususnya di wilayah-wilayah terpencil yang belum menikmati akses infrastruktur, pendidikan, maupun layanan kesehatan yang memadai.


Di sinilah media memainkan peran penting. Jurnalis lokal telah menjadi penghubung antara realitas masyarakat dengan kebijakan publik. 


Lewat laporan-laporan yang jujur dan kritis, media menyuarakan suara-suara dari pinggiran yang mungkin tak terdengar di ruang-ruang kekuasaan. 


Dalam menghadapi berbagai dinamika politik dan kebijakan publik, kami berupaya tetap menjaga prinsip keberimbangan, kebenaran, dan keberanian moral untuk berpihak pada kepentingan rakyat.


HUT ke-22 Halsel seharusnya juga menjadi momen untuk mendorong transformasi digital dan keterbukaan informasi. Di era digital saat ini, akses internet bukan lagi kemewahan, tetapi kebutuhan mendasar. 


Sayangnya, banyak wilayah di Halsel yang masih mengalami keterbatasan jaringan komunikasi. Pemerintah daerah perlu melihat hal ini sebagai prioritas strategis, karena kualitas sumber daya manusia di era digital sangat ditentukan oleh keterhubungan dengan dunia informasi.


Lebih dari itu, sebagai jurnalis, saya melihat geliat kebangkitan lokal mulai menunjukkan sinyal positif. 


Lahirnya pelaku usaha mikro, tumbuhnya sektor pariwisata, dan meningkatnya partisipasi pemuda dalam ruang-ruang sosial-politik menandakan bahwa masyarakat Halsel mulai percaya pada kekuatan mereka sendiri. 


Ini adalah pertanda baik, asalkan didukung oleh tata kelola yang bersih dan pemerintahan yang akuntabel.


Namun demikian, kita tidak boleh menutup mata terhadap persoalan lama yang terus membayangi: praktik korupsi, birokrasi yang lamban, dan lemahnya transparansi anggaran publik. Semua ini adalah ancaman nyata bagi cita-cita otonomi daerah. 


Jurnalisme harus terus hadir sebagai pengingat dan pengontrol—bukan untuk menjatuhkan, melainkan untuk memperbaiki.


Ulang tahun ke-22 Kabupaten Halmahera Selatan bukan hanya perayaan umur. Ia adalah panggilan sejarah untuk berbenah. 


Dan bagi kami para jurnalis, ini adalah penegasan kembali terhadap tanggung jawab moral untuk tetap berpihak pada kebenaran, menjadi mata dan telinga publik, serta merawat demokrasi lokal dengan kerja-kerja jurnalistik yang bermutu dan beretika.


Selamat ulang tahun, Halmahera Selatan. Teruslah tumbuh menjadi rumah yang damai, adil, dan memberi harapan bagi seluruh anak negeri.

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.