![]() |
Foto : Istimewa. |
KRITIKPOST.ID, HALBAR – Peserta Kemah Karya Pemuda Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) lakukan penanaman 1000 pohon di 11 Desa se-Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Sabtu (06/07/2024).
Berdasarkan pantauan awak media Kritikpost.id, peserta Kemah Karya Pemuda GMIH diarahkan langsung oleh Tim Kerja Pemuda GMIH & Panitia Kemah Karya Tahun 2024, untuk berpencar di 11 Desa se-Kecamatan Sahu Timur dan bergotong royong menanam pohon.
Ketua Panitia Kemah Karya Pemuda GMIH, Rido Radjabaikole menyampaikan bahwa penanaman 1000 pohon ini merupakan bentuk dari aksi nyata pemuda dalam menggumuli persoalan Ekologis sesuai dengan sub tema Kemah Karya 2024.
"Penanaman 1000 pohon ini pastinya memberi sumbangsi penting bagi daerah. Selain itu, penanaman 1000 pohon oleh peserta Kemah Karya Pemuda GMIH ini merupakan sebuah kontribusi pemuda yang juga penting bagi ekosistem lingkungan hidup di Halmahera Barat," ucap Rido.
Disamping itu, Ketua Bidang (Kabid) Pemuda GMIH, Pdt. Melky Molle juga menyampaikan bahwa Pemuda GMIH merupakan generasi masa depan bangsa dan gereja, oleh karena itu perlu dilatih untuk membangun kecakapan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan hidup secara konprehensif dengan berbagai materi, dan pada prakteknya.
"Di Halmahera sudah cukup banyak terlihat aktivitas pertambangan siang dan malam, bahkan seolah-olah mesin-mesin pertambangan tidak pernah "tidur", dan hal ini menandakan bahwa tambang masif melakukan eksploitasi dengan hanya meraup keuntungan kapital yang jadi target utama para infestor. Jika demikian, apa yang harus kita lakukan? Tentu saja kita harus bangun kesadaran masyarakat dengan aksi-aksi nyata," tutur Kabid Pemuda GMIH.
Selain itu, Pdt. Melky Molle juga menambahkan bahwa penanaman 1000 pohon itu merupakan bentuk perlawanan Pemuda GMIH terhadap masifnya pertambangan Nikel di Halmahera. Oleh sebab itu, "Kita berdoa, Tuhan Yesus Kristus pasti merestui pandangan-pandangan Pemuda GMIH yang telah digumuli dalam agenda Kemah Karya Pemuda GMIH di Awer ini," ujarnya.
Diakhir penyampaiannya, Pdt. Melky Molle membeberkan bahwa realitas yang terjadi hari ini Pemerintah tidak dapat berbuat lebih, karena Pemerintah hanya memikirkan keuntungan dari pertambangan tapi tidak dengan dampak buruknya aktivitas pertambangan.
"Sampai hari ini, Pemerintah tidak transparan terhadap dampak kesejahteraan masyarakat lingkar tambang, padahal hadirnya pertambangan juga salah satunya untuk pembangunan dan mendorong kesejahteraan masyarakat. Hal ini yang harus jadi perhatian kita bersama," tegas Kabid Pemuda GMIH. (Red).