![]() |
Foto : Istimewa. |
Menurut Max Weber, dalam kehidupan masyarakat modern, birokrasi merupakan alat kekuasaan yang dapat mengatur masyarakat secara formal. Sedangkan Karl Marx menganggap kekuasaan berasal dari kepemilikan alat produksi yang dihasilkan sistem kapitalisme.
Marx percaya bahwa kepemilikan alat produksi adalah penyebab terjadinya relasi kuasa antara kelas dominan atas kelas marjinal. Kelas dominan di sini diartikan sebagai kaum borjuis dan elite negara, sedangkan kelas marjinal adalah kaum proletar. Bagi Marx, kaum borjuis selalu memiliki kepentingan dan hanya menjadikan kaum proletar sebagai komoditas untuk melanggeg ngkan kepentingannya lewat penguasaan alat produksi.
Pemaknaan kekuasaan di atas masih dilihat Marx secara makro dan objektif. Dalam filsafat humanisme, manusia adalah individu yang unik dan memiliki pesona masing-masing. Selain itu, manusia juga memiliki nilai absolut pribadi, yaitu kesadaran untuk menentukan dirinya sehingga ia tahu apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Dengan kata lain, kebebasan adalah kondisi yang melekat dalam diri manusia.
Karena adanya kebebasan, manusia dapat mengembangkan diri dengan segenap keunikannya. Jika kemampuan manusia untuk menentukan dirinya direnggut oleh kekuasaan orang lain, maka hal itu dinamakan sebagai pembungkaman kebebasan eksistensial atau pembungkaman terhadap martabat manusia.
Seorang filsuf posmodern yaitu Michael Foucault, beranggapan bahwa pengetahuan adalah kekuasaan. Bagi Foucault, kebenaran mutlak itu tidak ada. Hanya ada kebenaran yang dihasilkan dan diproduksi oleh kekuasaan melalui pengetahuan. Foucault beranggapan bahwa kekuasaan dapat menentukan yang salah dan yang benar, normal dan abnormal, berdosa dan tidak berdosa, serta yang gila dan yang tidak gila. Michel Foucault berasumsi bahwa setiap periode memiliki “rezim kebenarannya” sendiri.
Ditengah ketidak pastian hidup antara kesejahteraan dan krisis kesejahteraan manusia maluku Utara, ada banyak fakta harus diungkap supaya lebih dekat dan lebih jelas penglihatan kita terhadap pemimpin kita yang kita yakini sebagai pemimpin yang mampu memberi kepastian kepada kesejahteraan masyarakat untuk hidup ditengah mobilitas masyarakat yang tinggi, semuanya untuk kebutuhan hidup se hari-hari. Korupsi, kolusi dan nepotisme masih menjadi Pekerjaan berat untuk diberantas oleh aparat penegak hukum.
Penegakan hukum pun kadang tebang pilih. Pejabat yang aktif kadang kebal hukum, walau hari ini penegak hukum telah membuktikan bahwa yang aktif pun terjerat hukum alias OTT. Belum lagi kita bicara soal derasnya pengaruh pertambangan dan eksploitasinya menurunkan kadar kualitas air kita di Maluku Utara dibeberapa kabupaten dan kota. Belum lagi kita bicara soal kualitas demokrasi kita saat ini.
Seolah-olah demokrasi tidak lagi kita bicara soal kebebasan dan hak individu yang konstitusional, tetapi lebih kepada mobokrasi bahwa demokrasi hanya diperuntukan bagi pemilik modal, dan hanya sebagaian orang yang memiliki kesempatan itu. Bagaimana dengan kita para aktivis dan anak daerah yang berjibaku dan berproses berdarah-darah tapi tidak diakui oleh masyarakat pemilik kekuasaan itu.
Dia yang datang disebut Masiakh atau penyebutannya Kristus Yesus atau Mesias (yang diurapi) - lihat Yes. 43 1-10 dan panggilannya di tengah-tengah kriteria bangsa Yahudi sudah teruji sejak Yesus hadir ditengah-tengah kegelisahan orang -orang kecil seperti kita. Mesias dibutuhkan supaya dapat mengantisipasi kerakusan kekuasaan yang menindas dan memakan hak-hak rakyat kecil. Kekuasaan oligarki menciptakan ketakutan tapi Mesias yang hadir yang disebut Yesus itu adalah representasi rakyat kecil dan aktivis.
Dia lahir di kota kecil mungil, dia bersama dengan para gembala dia tidak ke mana-mana, dia ada dihati kita hari ini disini. Menurut kesaksian Nabi Yesaya, bahwa yang dapat disebut Mesias itu harus memiliki 3 kriteria :
- Harus takut akan Tuhan
- Setia pada ajaran-ajaran Tuhan
- Berani memperjuangkan keadilan
Biarlah Natal Pemuda Maluku Utara diselimuti oleh sukacita persaudaraan yang menghidupkan, merawat kesadaran sosial dan menguji panggilan iman mesianik kita semua. Semoga kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi dan damai sejahtera di bumi Indonesia, Maluku Utara.