PEMILIH CERDAS : MITOS ATAU FAKTA?

Editor: KritikPost.id

OLEH : ROBERT WOWOR, M.TEOL



KONTESTASI politik 2024 semakin dekat dan sudah hangat di bicarakan dan ditunjukan,  hal ini juga bisa di lihat dimana tempat-tempat tertentu mulai ramai di datangi seperti kantor KPU di masing-masing daerah, itu pertanda bahwa tahapan yang bernama pemilihan sudah dimulai, kaitan dengan pemilihan maka kita akan menemukan kata dasar yang merupakan aspek terpenting dalam kontestasi politik dari segi demokrasi yakni ‘’Pemilih’’an’’.  Dari kata Pemilihan maka Pemilih adalah aspek terpenting dalam dalam pesta yang di sebut Pesta Demokrasi (pesta kepemimpinan rakyat) pesta dimana rakyat (pemilih) berperan penting dalam menentukan wakil-wakilnya (pelayan rakyat) yang dapat mewakili rakyat dengan tujuan ‘’si tuan’’ (rakyat) dalam bersuara dan melayani rakyat (pemilih).

Kaitan dengan itu maka menjadi pergumulan mendasar yaitu bagaimana rakyat (pemilih) dapat mengetahui bahwa kandidat yang mereka pilih adalah wakil yang tepat yang dapat mewakili mereka kaitan dengan membawa aspirasi Rakyat (pemilih). Jika ini menjadi hal dasar bagi rakyat (pemilih) maka kira-kira apa yang menjadi solusi supaya rakyat (pemilih) dapat memilih dengan tepat dan benar bahwa yang mereka pilih adalah kandidat-kandidat terbaik yang dapat mewakili untuk menjawab persoalan-persoalan rakyat (pemilih).

Dengan demikian maka apa yang diperlukan rakyat (pemilih) ? untuk menjawab pertanyaan ini maka idealnya dibutuhkan dari dua sisi yaitu sisi yang pertama adalah dari pihak rakyat (pemilih) itu sendiri yaitu menggunakan hak pilih, dimana rakyat (pemilih) menyadari benar bahwa pentingnya menggunakan hak pilih dalam menentukan para kandidat yang dapat dipercaya, kaitan dengan ini maka ada babarapa hal yang harus di perhatikan oleh rakyat (pemilih) itu sendiri seperti perlu mengetahui secara detail siapa yang dipilih (latar belakang kandidat) dengan mempertimbangkan berbagai hal yakni integritas kandidat, kapabilitas, termasuk latar belakang keluarga dan menjauhi isi tas. Sisi yang kedua adalah peran kandidat,  peran kandidat disini walaupun secara umum menjurus pada hal yang subjektif namun peran kandidat adalah menyampaiakan visi-misi serta pofil dari kandidat itu sendiri untuk selanjutnya dinilai oleh raktat (pemilih) dengan tujuan mendapatkan informasi tentang siapa yang harus mereka pilih.

Maka dengan itu rakyat (pemilih) perlu dibekali bukan diakali. Dengan tujuan menjadikan rakyat (pemilih) sebagai pemilih cerdas yang tidak menggunakan hak pilihnya dengan sia-sia dengan tujuan mendapatkan informasi tentang siapa yang harus mereka pilih, supaya siapa yang dipilih benar-benar adalah pilihan yang dapat menyambung suara rakyat (pemilih). Namun dari segi yang lain bahwa menjadikan rakyat (pemilih) yang cerdas bukan hal yang mudah, karena kita secara langsung akan berhadapan dengan kepentingan-kepentingan yang lain yang tidak menghendaki hal itu terjadi, karena mungkin bagi mereka jika hal itu terjadi maka secara otomatis akan merugikan ‘’mereka’’.

Dengan hal di atas maka  yang peling bertanggung jawab terkait menjadikan rakyat (pemilih) cerdas adalah rakyat (pemilih) itu sendiri, karena itu apakah ada rakyat (pemilih) yang dengan keinginan sendiri seperti itu ? untuk menjawab apakah pemilih cerdas itu Mitos atau Fakta, kalau di telusuri yang ada hanyalah pemilih kepentingan dengan pernyataan yang ekstrem yaitu pengaruh politik uang yakni ADA UANG ADA SUARA (simbiosis mutualisme) yang negatif, memang uang adalah tantangan berat bagi pemilih dan dapat mempengaruhi pemilih namun, sebagai rakyat (pemilih) yang cerdas apakah kita menyerah begitu saja pada politik uang ataukah kita melawan politik uang karena itu jika hal ini terjadi terjadi maka yang harus dilakukan oleh rakyat (pemilih) yaitu AMBIL UANGNYA JANGAN PILIH ORANGNYA, karena satu-satunya cara untuk menghentikan langka para politisi kotor yang menjadikan politik uang sebagai alat politiknya  adalah dengan jalan tidak memilih mereka, pilihan ini hanya akan dilakukan oleh para pemilih cerdas, dan lebih cerdas lagi adalah katakan tidak pada politik uang.

Dengan demikian diharapkan untuk semua pihak dapat menjadi sarana politik untuk mencerdaskan rakyat (pemilih), dengan tujuan ditahun politik 2024 rakyat (pemilih) dapat lebih cerdas lagi dalam melilih atau menentukan pemimpin (penyambung suara pemilih ‘’rakyat’’) dengan tujuan politik sebagai upaya untuk memperjuangkan kepentingan pemilih (rakyat) dapat terwujud, dengan itu maka bisa dikatakan bahwa Pemilih cerdas itu fakta dan bukan mitos. ("").

 

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.