Deo Rawis dan Mineshia Lesawengen. (FOTO : Istimewah) |
"Bagi saya itu penghargaan yang sangat luar biasa," kata Mineshia dikutip detikcom. Minggu (16/1/2022).
Mineshia dan rekannya, Deo Rawis, memang tak perlu lagi repot-repot mengerjakan skripsi agar bisa lulus kuliah. Pihak Unsrat membebaskannya dari tugas itu karena karya ilmiah keduanya yang berjudul 'Political Marketing and Electability: Studi Dampak Game Online Sebagai Media Marketing Politik Terhadap Elektabilitas Kandidat Pilkada Gubernur di Sulawesi Utara' itu lolos dalam pekan ilmiah mahasiswa nasional (pimnas) berkaitan dengan program kreativitas mahasiswa (PKM).
Karya ilmiah tersebut dianggap kampus sudah setara dengan tugas skripsi. Mineshia kemudian mengisahkan membuat karya ilmiah hingga bisa lolos Pimnas itu tak semudah yang dibayangkan.
"Karena untuk sampai di Pimnas kami diuji atau di-review berkali-kali oleh para tim reviewer," katanya.
Mineshia dan Deo tak perlu mengerjakan skripsi karena skripsi keduanya akan diambil dari karya ilmiah yang lolos Pimnas tersebut. Kebijakan ini dinilai menyenangkan oleh Mineshia.
"Adalah suatu kebijakan yang sangat luar biasa dari pihak kampus karena menghargai segala jerih payah dari mahasiswa yang sudah berjuang," katanya.
Sementara itu, dosen pembimbing mahasiswa tersebut, Dr Ferry D Liando menceritakan pengalamannya membimbing Mineshia dan Deo. Liando menilai kedua mahasiswanya itu memang memiliki pengetahuan yang memadai soal kepemiluan sehingga berhasil mengerjakan skripsi dengan tema terkait yang kualitasnya setara dengan skripsi.
"Dalam proses pembimbingan saya tidak banyak mengalami kendala kerena keduanya memang sudah banyak memiliki pengetahuan tentang kepemiluan akibat tempaan dari kegiatan-kegiatan pusat studi kepemiluan selama ini," kata Liando.
Dijelaskan Liando, bisa lulus kuliah tanpa skripsi itu memang sengaja diberikan kampus melalui surat keputusan rektor sebagai penghargaan karena mampu menciptakan karya ilmiah yang bisa lulus pekan ilmiah mahasiswa nasional. Dia menilai semangat mahasiswa lainnya bisa terlecut karena kisah Mineshia dan Deo.
"Reward ini semoga akan memotivasi mahasiswa yang lain," kata Liando.
Liando mengungkapkan dari pengalamannya selama ini sebagai dosen, makin banyak mahasiswa yang terkesan tidak mau berdinamika dan beraktivitas layaknya mahasiswa meski program kreativitas seperti itu sebenarnya mendorong dan menjadikan mahasiswa semakin berkualitas. Dia kemudian memuji Mineshia dan Deo karena sejak awal menunjukkan fokus studi yang baik dan terus mengembangkan kualitas.
"Banyak (mahasiswa) yang hidup dalam zona nyaman. Akibatnya, daya saing ketika menjadi sarjana sangat lemah," katanya (Red).