Refleksi Paskah : "Morotai itu Galilea"

Editor: KritikPost.id

Oleh : Melky Molle


"Matius 28: 7&10"

SEBUAH kebenaran diubah menjadi kesalahan karena uang. Sebuah fakta ditutupi oleh persekongkolan kuasa dan uang. Imam-imam kepala dan para tua-tua ingin mengubah fakta kebangkitan Yesus dengan menyogok para serdadu. Mereka meminta para serdadu untuk memberikan kesaksian palsu (bc. Mat 28:11-15).

Permainan seperti itu nampaknya masih terus berlangsung sampai sekarang. Banyak penguasa rela mengucurkan banyak uang untuk menutupi kejahatan yang dilakukan. Bahkan tidak sedikit yang membuat suatu sistem yang bisa menjaga dirinya dari ancaman bersalah. Hasrat untuk meniadakan Yesus dengan dalil- dalil tuduhan menjebak

Dilain pihak kita belajar pada jiwa para perempuan yang layak untuk kita teladani. Walau ada arus membelokkan fakta Yesus telah bangkit, mereka tetap mebawa kabar kebangkitan tersebut (bc Mat 28: 8-10). Kita tetap perlu terus menyuarakan kebenaran walau ada gerakan kuat untuk mengalihkan berita kebangkitan-Nya. 

Yesus akan mendampingi kita, menguatkan kita, melindungi kita dari ancaman-ancaman kematian. “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mat 28:10).

Paskah adalah sebuah perayaan kemenangan kebangkitan Kristus. Yesus yang mati, Yesus yang ditangisi, Yesus yang diratapi, Yesus yang dilecehkan, Yesus yang ditiadakan, kini telah bangkit. 

Kebangkitan-Nya adalah bukti bahwa Ia adalah Mesias sang pembebas, yang memerdekakan kehidupan ini, dari penindasan dosa. Kebangkitan-Nya menumbuhkan pengharapan dan semangat untuk melewati hari dengan sukacita.

Yesus yang bangkit itu ada di Galilea. Ia lebih dahulu (mendahului) hadir di Galilea. Maka sekali lagi, kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku" (Matius 28:10). 

Pertanyaannya adalah, Apa yang penting dari Galilea?  sehingga Yesus mengutamakan hadir di sana? Begitu istimewakah Galilea sehingga Yesus perlu hadir di sana? Dalam penilaian manusia, Galilea tidak istimewa sama sekali. 

Galilea simbol dari daerah yang tertinggal, Galelia adalah daerah yang miskin, adatnya kurang sopan dan kurang halus. Daerah yang pantas untuk diabaikan dan dilupakan, karena tidak ada yang istimewa terjadi di sana. 

Tetapi Yesus yang bangkit itu hadir di sana. Yesus yang bangkit itu merayakan kemenangan-Nya bersama mereka yang tidak sopan, tidak beradab, miskin dan kurang berpendidikan. Yesus menghadirkan kuasa kebangkitan-Nya di antara mereka yang terabaikan, terpinggirkan dan terlupakan. Yesus menanti para murid di Galilea.

Inilah pesan penting dari kebangkitan-Nya, yaitu menunjukkan keberpihakan Yesus kepada kaum marginal atau kaum tersingkir dan terisolasi. Yesus menekankan bahwa berita kemenangan-Nya adalah berita kemenangan bagi orang-orang yang lemah, miskin dan disepelekan seperti orang Galilea. 

Kebangkitan Yesus adalah kemenangan yang ditandai dengan rontoknya pembatas antar manusia, hadirnya sikap berbela rasa kepada mereka yang tertindas, menjadi saudara kepada mereka yang tidak berdaya. Yesus mengajak para murid hadir di Galilea, maka Yesus pun mengajak kita semua untuk hadir di “Galilea".  

Hari ini, Fakultas Teologi merayakan Paskah bersama diseluruh wilayah pelayanan GMIH di Morotai sebagai Kabupaten Pasifik, daerah terluar di Indonesia. Keramahtamahan masyarakatnya sungguh kami rasakan. 

Kami disambut dan dilayani dengan tulus. Karena itu dari refleksi  paskah ini, saya harus jujur menyatakan lewat pemaknaan kebangkitan Kristus, maka Morotai adalah Galilea. Daerah terluar dan pluralisas masyarakatnya. Toleran, harmonis, dan demokratis. Morotai adalah Galilea. ("").

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.