Membangun silaturahim dengan orang tanpa melihat perbedaan, suku bahkan agama. Berjiwa sosial, menyentuh masyarakat kecil, itulah yang terlihat pada sosok perempuan muda berbadan mungil, dia adalah Nazlatan Ukhra Kasuba.
Jutaan pengetahuan yang ditimbah diluar negeri Indonesia, rupanya tak membuat perempuan berbadan mungil itu menjadi tinggi hati. Dia tetap merendah dan tak menghentikan dirinya untuk belajar.
Baginya, siapapun yang dia jumpai akan menambah pengetahuan dan pengalaman, sekecil apapun itu. Dia terus berusaha untuk keluar dari paradigma budaya yang mencekamnya, "perempuan tidak bisa berbuat lebih".
Kini dia menjadi sorotan publik, namanya dibahas sana-sini. Keramahan dan kesantunannya, sungguh menyentuh batin orang-orang Halmahera yang lahir dan besar di negeri para Canga.
Kabar terdengar diberbagai telinga, dia adalah perempuan muda yang hebat. Menggugah hati, mengundang simpati, karena dia menabur kasih. Semua itu, tak membuatnya melayang tinggi.
Padahal dia menuai pujian sana-sini, tapi tak menutupi mata hati. Teori 'padi' betul melekat padanya. "Semakin berisi, semakin pula merunduk". Sekali lagi, itulah sosok Nazlatan Ukhra Kasuba.
Hari ini, dia memasuki ruang pertarungan politik. Ruang yang dianggap kotor oleh sejumlah korban praktik politik busuk. Tak membuatnya gentar, dia terus melangkah dengan perlahan, namun pasti.
Dia menunjukan keberaniannya, bahwa kelak dia mampu merubah wajah politik menjadi suci, sebagaimana yang diucap (Alm) Sabam Sirait dalam bukunya. Mimpi tentang daerah ini untuk tumbuh dan maju, adalah tekadnya melalui ruang politik.
Selamat bertarung perempuan mungil nan hebat, Pencipta dan alamNya akan merestui jalan-jalan kebaikan yang dilalui. Tetap menjaga komitmen untuk menabur kasih, maka yakinlah yang dituai berkah melalui dukungan banyak orang. ("").