Refleksi Sumpah Pemuda : Pemuda dan Tahun Politik 2024

Editor: KritikPost.id

Oleh : Sefnat Tagaku (Pegiat Budaya).

Ada banyak bentuk dan cara dalam merefleksikan hari Sumpah Pemuda. Begitu pun saya. Melalui catatan ini, saya merefleksikan hari Sumpah Pemuda dengan melihat realitas perpolitikan di Indonesia secara umum dan khususnya Maluku Utara menjelang tahun politik 2024, serta berupayah meletakan peran pemuda dalam menghadapi momentum tersebut.

Catatan ini pula, lahir dari pergumulan saya yang sedikit terjawabkan setelah mengikuti beberapa diskusi pada kegiatan Kemah Karya Bidang Pemuda Gereja Masehi Injili di Halmahera (BP GMIH), yang banyak membahas tentang 'Pemuda' dari berbagai sudut pandang keilmuan. Namun sekali lagi, saya cenderung melihat peran pemuda dalam menghadapi tahun politik 2024.


Siapa itu Pemuda?

Tidak sedikit prespektif yang berbicara tentang pemuda. Ada yang melihat pemuda sebagai tulang punggung atau kekuatan, sebagai harapan bangsa dan negara, sebagai cita-cita, sebagai tongkat estafet bangsa, sebagai pejuang, serta masih banyak lagi ungkapan atau semacam gelar yang dilabelkan kepada pemuda. Lantas siapa itu pemuda?

Menurut Koentjaraningrat (1997), bahwa "pemuda adalah suatu fase yang berada dalam siklus kehidupan manusia, dimana fase tersebut bisa kearah perkembangan atau perubahan". Kalimat ini menitik beratkan, bahwa pemuda memiliki tanggung jawab besar bagi suatu bangsa maupun negara. Maka tidak salah, jika pemuda dikategorikan sebagai pelaku perubahan.

Di Indonesia, penyebutan kepada seorang pemuda telah disepakati melalui Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, bahwa Pemuda adalah mereka yang berusia 16-30 tahun. Namun pada prinsipnya, bahwa pemuda bukan tentang usia semata, melainkan kesadaran diri untuk menjadi Agent of Change dan Agent of Development. Karena pemuda tidak sekedar menjadi Agent of Control, yang biasa diteriakan oleh sejumlah orator jalanan.

Pelabelan ataupun semacam gelar yang diberikan kepada pemuda hari ini, karena atas sejarah panjang yang pernah ditorehkan oleh pemuda. Karena itu, (candidat Prof) Dr. Hendra Karianga, SH., MH, dalam pemaparan materinya pada kegiatan Kemah Karya Pemuda GMIH, ia mengatakan bahwa semua peristiwa tentang bangsa Indonesia yang dimuat dalam buku sejarah, pelakunya adalah pemuda.

Mulai dari mendirikan organisasi pergerakan yang dinamakan dengan Boedi Oetomo (1908). Bersumpah atas tanah air, bangsa dan bahasa. Mencuri Soekarno untuk kepentingan kemerdekaan (peristiwa Rengasdengklok). Melahirkan era reformasi, bahkan hingga di hari ini pelakunya adalah Pemuda. Begitu peran yang pernah di perankan oleh Pemuda pada kehidupan panjang bangsa Indonesia. 

Maka dapat kita simpulkan, bahwa pemuda adalah orang-orang yang mampu melahirkan ide dan gagasan cerdas, kritis dan kreatif, untuk melakukan terobosan-terobosan perubahan bagi kehidupan bangsa dan negara. Karena itu bukan usia, juga bukan kuantitas untuk seseorang dikatakan Pemuda, tapi atas tindakan nyata yang berkualitas demi terciptanya perubahan suatu bangsa dan negara.


Pemuda dan Politik

Semenjak mendirikan organisasi Boedi Oetomo, mengikrarkan sumpah, meraih kemerdekaan, hingga merebut massa reformasi dari kepemimpinan Orde Baru (Orba), sesungguhnya pemuda di Indonesia telah melekatkan diri dalam kehidupan politik. Berkat bergeliatnya pemuda dengan politik, maka hari ini kita benar-benar merasakan Indonesia yang bebas dari penjajahan sekutu.

Suka atau tidak, mestinya kita menyadari benar bahwa setiap pencapaian yang dicapai oleh para Founding fathers bangsa ini adalah melalui jalur perpolitikan. Maka politik tidak bisa menjadi sesuatu yang alergi bagi kehidupan pemuda di hari ini. Sebab dari semula dalam merebut kemerdekaan di negara ini, pemuda telah menempuh jalur politik. Maka jika kita menganggap bahwa politik adalah sesuatu yang alergi, sama halnya dengan kita menyangkali perjuangan para kaum muda. 

Meski demikian, sebagai Agent of Change, pemuda harus memainkan irama politik yang dapat memberi dampak baik bagi kehidupan berbangsa maupun dalam bernegara. Keterlibatan pemuda dalam ruang-ruang politik harus berorientasikan pada kepentingan kolektif masyarakat, bukan pribadi. Karena sejatinya, politik adalah untuk kepentingan negara dan masyarakatnya, bukan atas kepentingan suatu kelompok atau individu.

Sejarah panjang tentang pemuda dalam ruang politik telah membuktikan banyak hal, bahwa peran pemuda sangat berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Maka sebagai generasi yang mewarisi perjuangan para founding fathers bangsa ini, perlu meneladani semangat perjuangan yang telah ditorehkan sebagai bentuk rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Johannes Leimena (Om Jo), bahwa "Politik bukan tentang kekuasaan semata, melainkan sebuah etika untuk melayani".


Pemuda Jelang Tahun Politik 2024

Tahun 2024 mendatang, secara umum seluruh masyarakat di Indonesia akan menghadapi momentum politik, terlebih khusus masyarakat di Maluku Utara, yakni; Pemilihan Umum (Pemilu) secara serentak. Mulai dari Pemilihan Legislatif (Pileg), Pemilihan Presiden (Pilpres), hingga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). 

Pemilu Serentak Tahun 2024 mesti dipahami, bahwa bukan hanya menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi penyelenggara pemilu, tapi juga menjadi PR bagi seluruh rakyat Indonesia khsusnya generasi muda. Karena pada momentum ini, seluruh rakyat Indonesia akan menentukan pilihan untuk melahirkan pemimpin mulai pada tingkatan pusat, hingga ke daerah-daerah.

Pada Pemilu tahun 2024, pemuda menjadi peran penting dalam menentukan nasib bangsa di lima tahun kedepan. Hal ini karena berkaitan dengan banyaknya jumlah pemilih yang berkategori pemuda. Tercatat berdasarkan hasil Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan (PDPB) Semester I Tahun 2022, ada 190.022.169 pemilih pemilu. 

Dari data di atas, pemilih yang berkategori pemuda berada pada angka 40% sekian. Hal itu berarti, bahwa pemuda menjadi salah satu penentu siapa yang akan menjadi pemimpin dan bagaimana nasib negara bahkan daerah di Indonesia pada lima tahun kedepan. Pada bagian ini, pemuda mestinya memaksimalkan peran dan fungsinya sebagai Agen perubahan.

Pemuda harus berani memberantas praktik-praktik politik yang tidak sehat, seperti politik uang (money politik), politik identitas (Identiti politik), yang dapat menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena hanya di tangan pemuda lah, kehidupan bangsa dan negara ini diletakan. Hal ini pula yang mestinya menjadi sebuah sasaran penting oleh pemuda masa kini dalam merefleksikan hari sumpah pemuda.

Karena itu, marilah menjadi pemuda yang kritis dan kreatif. Menjadi pemuda yang tidak dibungkam dengan kepentingan sesaat. Menjadi pemuda yang mampu melahirkan ide dan gagasan yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan pemerintahan di Indonesia, untuk sebuah kemajuan dan kesejahteraan rakyat.

Selamat merayakan hari sumpah pemuda, semoga kita dapat menunaikan sumpah untuk rakyat Indonesia! ("")

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.